Sabtu, 27 April 2013

bimbingan konseling di tingkat lanjutan

A. KURIKULUM
         Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama merupakan seluruh kegiatan pengalaman pembelajaran peserta didik SMP baik yang dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan SMP adalah menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan Sekolah yang lebih tinggi dan/atau bekerja atau menjadi anggota masyarakat. Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tujuan pendidikan itu dinyatakan dalam bentuk kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi merupakan kemampuan yang dapat ditampilkan oleh setiap lulusan dari proses pendidikan. Lulusan SMP mestinya memiliki kemampuan untuk memenuhi tuntutan tujuan pendidikan di SMP tersebut. Ini berarti bahwa kurikulum berbasis kompetensi di SMP mampu memberikan pengalaman belajar sehingga lulusannya mampu melanjutkan dan / atau bekerja atau menjadi warga masyarakat yang sesuai dengan lingkungannya. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi perkembangan peserta didik dalam menjalani pengalaman pembelajaran di sekolah. Dengan demikian usaha pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan secara optimal agar perkembangan peserta didik dapat memenuhi tuntutan tujuan pendidikan. 1. B. PESERTA DIDIK Peserta didik SMP adalah peserta didik yang berada pada tahap perkembangan masa akhir kanak-kanak dan mulai menginjak masa remaja, pada umumnya mereka berusia antara 12/13 – 14/15 tahun. Pada setiap tahap perkembangan, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan dan dipelajari. Tugas perkembangan yang berhasil adalah tugas yang dapat diselesaikan dalam hidupnya sesuai dengan situasi kondisinya. 

Tugas-tugas perkembangan peserta didik SMP pada pokoknya adalah sebagai berikut: 
1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 
2. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri. 
3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria dan wanita. 
4. Mengarahkan diri pada peranan sosial sebagai pria dan wanita. 
5. Memantapkan cara-cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial. 
6. Mengenal kemampuan, bakat dan minat, serta arah kecenderungan karir. 
7. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk melanjutkan pendidikan dan atau berperan serta dalam kehidupan masyarakat. 
8. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri, baik secara emosional maupun sosial ekonomis. 
9. Mengenal seperangkat sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia. Pada prinsipnya peserta didik SMP dalam tugas perkembangannya akan berhasil bila peserta didik dapat menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki sikap positif dan dinamis terhadap keadaan perkembangan pisik dan psikhisnya, memiliki sikap mandiri secara emosional dan sosial ekonomi, memiliki pola hubungan sosial yang baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, memiliki prestasi belajar yang baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, memiliki prestasi belajar yang baik dan dapat merencanakan dan mengembangkan karirnya. 

BAB II KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING 
A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING 
Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal, yaitu mampu memahami diri, mengarahkan diri, dan mengaktualisasikan diri, sesuai tahap perkembangan, sifat-sifat, potensi yang dimiliki, dan latar belakang kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai kebahagiaan dalam kehidupannya. 

                          PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING 
Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling mendasari gerak dan langkah penyelenggaraan pelayanan bimbingan konseling, yang meliputi prinsi-prinsip sebagai berikut:   
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan : 
1. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi. 
2. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis. 
3. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu. 
4. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya. 

2. Prinsi-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu; 
1. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu. 
2. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya mennadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling. 

3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan: 
 3. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu; oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik. 
4. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga. 
5. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai tertinggi. 
6. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu diadakan penilaian yang teratur dan terarah. 

4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan; 
1. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya. 
2. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain. 
3. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. 
4. Kerja sama antara Guru Pembimbing, guru-guru lain, dan orang tua amat menentukan hasil pelayanan bimbingan. 
5. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri. 

C. BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING 

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP merupakan kelanjutan dan pengembangan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Sebagai pelayanan yang terpadu dengan segenap pelayanan yang ada di SMP (terutama dengan pelayanan pengajaran dan latihan), penyelenggaraan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP sepenuhnya memperhatikan karakteristik, tujuan pendidikan, kurikulum, dan peserta didik di SMP. Sebagai pelayanan yang lengkap dan menyeluruh, Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP mencakup bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier. 
1. Bidang Bimbingan Pribadi Pelayanan bimbingan pribadi di SMP bertujuan membantu peserta didik mengenal, menemukan, dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Yang Maha Esa, mandiri serta sehat jasmani dan rohani. 
2. Bidang Bimbingan Sosial Pelayanan bimbingan sosial di SMP bertujuan membantu peserta didik memahami diri dalam kaitannya dengan lingkungan dan etika pergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial. 
3. Bidang Bimbingan Belajar Pelayanan bimbingan belajar di SMP bertujuan membantu peserta didik mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk mengusai pengetahuan dan ketrampilan, sesuai dengan program belajar di SMP dalam rangka menyiapkannya melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan/atau berperan serta dalam kehidupan masyarakat. 
4. Bidang Bimbingan Karier Pelayanan bimbingan karier di SMP ditujukan membantu peserta didik mengenal dan mengembangkan potensi diri melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan, memahami lingkungan pendidikan dan sektor pekerjaan sebagai lingkungan yang efektif ; serta mengembangkan nilai-nilai dan sikap yang positif untuk mempersiapkan diri berperan serta dalam kehidupan masyarakat..

D. SIFAT BIMBINGAN DAN KONSELING 

            Pelayanan Bimbingan dan Konseling mengemban sejumlah sifat yang hendak dipenuhi melaui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Sifat-sifat tersebut adalah : 
1. Pencegahan ; yaitu sifat bimbingan dan konseling yang menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya pesrta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. 
2. Penyembuhan ; yaitu sifat bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. 
3. Perbaikan ; yaitu sifat bimbingan dan konseling untuk memperbaiki kondisi individu dari permasalahan yang dihadapinya sehingga bisa berkembang secara optimal. 4. Pemeliharaan ; yaitu sifat bimbingan konseling untuk menjaga terpeliharanya kondisi individu yang sudah baik tetap baik. 
5. Pengembangan ; yaitu mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif individu dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. 

E. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING 
Sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, maka pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai fungsi yang integral dalam proses pendidikan. Fungsi-fungsi yang dimaksud adalah sebagai berikut : 
1. Pemahaman ; yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik, pemahaman itu meliputi: 
 1. Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan Guru Pembimbing. 
2. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah), terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan Guru Pembimbing. 
3. Pemahaman tentang lingkungan “yang lebih luas” (termasuk di dalamnya informasi jabatan/pekerjaan, dan informasi sosial dan budaya/nilai-nilai), terutama oleh peserta didik. 
2. Penyesuaian ; yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam rangka membantu peserta didik untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal. 
3. Penyaluran ; yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam hal membantu pesrta didik untuk memilih jurusan sekolah, jenis sekolah sambungan, lapangan pekerjaan sesuai dengan cita-cita, bakat, minatnya. 
4. Pengadaptasian ; yaitu fungsi bimbingan dalam hal membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya guru untuk mengadaptasikan program kepada minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik. 

F. ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING 

                 Penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip bimbingan, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan asas-asas akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan. 

Asas-asas bimbingan dan konseling yang dimaksud adalah sebagai berikut ; 
1. Kerahasiaan. Segala sesuatu yang dibicarakan peserta didik kepada pembimbing tidak boleh disampaikan kepada orang lain. Asas kerahasiaan merupakan kunci keberhasilan Bimbingan dan Konseling karena akan mendasari kepercayaan peserta didik kepada pembimbing. 
2. Kesukarelaan. Pelaksanan Bimbingan dan Konseling berlangsung atas dasar kesukarelaan dari kedua belah pihak, baik dari peserta didik maupun pembimbing 
3. Keterbukaan. Bimbingan dan Konseling dapat berhasil dengan baik jika peserta didik yang bermasalah mau menyampaikan masalah yang dihadapi kepada pembimbing dan pembimbing bersedia membantunya. 
4. Kekinian. Masalah yang ditangani oleh Bimbingan dan Konseling adalah masalah sekarang walaupun ada akitannya dengan masalah yang lampau dan yang akan datang. Selain itu juga hendaknya pembimbing sesegera mungkin menangani masalah peserta didik. 
5. Kemandirian. Bimbingan dan Konseling membantu agar peserta didik dapat mandiri atau tidak tergantung baik kepada pembimbing dan orang lain. 
6. Kegiatan. Bimbingan dan Konseling harus dapat membantu membangkitkan peserta didik agar berusaha melakukan kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. 
7. Kedinamisan. Bimbingan dan Konseling hendaknya dapat membantu terjadinya perubahan yang lebih baik dan mampu kearah pembaharuan pada diri peserta didik. 
8. Keterpaduan. Bimbingan dan Konseling hendaknya dapat memadukan berbagai aspek kepribadian peserta didik dan proses layanan yang dilakukan. 
9. Kenormatifan. Usaha Bimbingan dan Konseling harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, norma adat, norma hukum atau negara, norma ilmu, dan norma kebiasaan sehari-hari. 
10. Keahlian. Bimbingan dan Konseling adalah layanan profesional sehingga perlu dilakukan oleh ahli yang khusus dididik untuk melakukan tugas ini. 
11. Alih Tangan. Bila usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya di luar kewenangannya, maka penanganannya dapat dialihtangankan pihak lain yang berwenang. 
12. Tutwuri Handayani. Bimbingan dan Konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberikan rasa aman, mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju sesuai dengan potensinya. 1.

G. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING  

            Tujuan Bimbingan dan Konseling adalah membantu pesrta didik dalam tugas perkembangannya agar peserta didik memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Yang Maha Esa, memiliki sikap positif, dinamis terhadap perkembangan fisik dan psikisnya, memiliki sikap mandiri secara emosional dan sosial ekonomi, memiliki pola hubungan sosial yang baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, memiliki prestasi belajar yang baik dan dapat merencanakan dan mengembangkan karirnya. 

BAB III KEGIATAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 

Setiap sekolah harus membuat perencanaan program yang merupakan acuan dasar untuk pelaksanaan kegiatan satuan layanan bimbingan dan konseling. Perencanaan ini dibuat bersama oleh personil sekolah yang terkait dengan berpedoman pada Buku Pedoman Pelayanan BK serta memperhatikan kebutuhan/kondisi sekolah. Perencanaan tersebut berisi bidang-bidang layanan, jenis layanan yang dialokasikan menurut waktu (mingguan, bulanan catur wulan/semesteran dan tahunan), pembagian tugas para pelaksana dan sarana/prasarana untuk mendukung kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. 

A. JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 
           
              Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik ada bermacam-¬macam jenis layanan, yaitu sebagai berikut: 
1. Layanan Orientasi. Layanan ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik memahami Iingkungannya yang baru dimasuki sehingga is lebih mudah dan Iebih lancar berperan di Iingkungan tersebut. 
. Layanan Informasi. Layanan ini dimaksudkan agar peserta didik menerima dan memahami informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. 
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran, merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat dalam berbagai kegiatan yang sesuai dengan potensi, bakat, minat, serta kondisi pribadinya. 
4. Layanan Pembelajaran, dimaksudkan agar peserta didik mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang sesuai dengan kemampuannya, serta berbagai aspek belajar lainnya. 
5. Layanan Konseling, Dengan layanan ini, maka memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung antar pribadi dengan pembimbing dalam rangka pembahasan dan pemecahan/penyelesaian permasalahan pribadi yang dihadapi. Dalam layanan ini ada layanan konseling individual dan konseling kelompok. 
6. Layanan Bimbingan Kelompok, Layanan ini memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan nara sumber atau membahas secara bersama-sama suatu topik yang berguna untuk perkembangan mereka baik sebagai individu maupun anggota kelompok. 
7. Layanan dengan Kotak Konsultasi, yaitu layanan dengan cara memasang kotak konsultasi pada tempat strategis di sekolah. Peserta didik yang memerlukan dapat menggunakan dengan cara menuliskan masalahnya pada kertas dan dimasukkan pada kotak konsultasi tersebut. Kotak konsultasi di kunci agar isinya aman. Pada waktu tertentu pembimbing membuka dan mencermati masalah-masalah apa yang disampaikan lewat kotak konsultasi tersebut untuk mendapatkan layanan. 
8. Konferensi Kasus, digunakan untuk membahas masalah peserta didik yang dihadiri berbagai pihak yang kompeten. 
9. Layanan dengan Papan Bimbingan, Yaitu suatu bentuk papan yang dipasang pada tempat strategis di sekolah yang berisi materi bimbingan yang dapat dibaca dan diamati oleh peserta didik. Materi bimbingan disusun oleh guru pembimbing dan dipasang serta diganti pada periode tertentu. Untuk melakaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan faktor pendukung. Kegiatan ini pada umumnya tidak ditujukan secara Iangsung untuk memecahkan atau mengentaskan masalah peserta didik, melainkan untuk memperoleh data dan/atau keterangan lain yang akan membantu keberhasilan pelayanan. Faktor pendukung yang dimaksud meliputi; 
1. Aplikasi Instrumentasi bimbingan dan konseling yang merupakan kegiatan pengumpulan data dan keterangan peserta didik menggunakan instrumen yang berbentuk tes atau non-tes. 
2. Himpunan Data, merupakan usaha untuk menghimpun data yang relevan dengan perkembangan peserta didik
3. Kunjungan Rumah, merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kelengkapan data yang diperlukan, dan relevan dengan masalah yang dipecahkan. 
4. Alih Tangan Kasus, merupakan kegiatan mengalihtangankan peserta didik yang bermasalah kepada pihak lain seperti guru bidang studi, wali kelas atau ahli lain seperti dokter, psikiater dan lain-lain agar masalahnya dapat teratasi sampai tuntas. 

B. ISI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 

          Layanan bimbingan hendaknya disesuaikan dengan tujuan dan sasaran layanan bimbingan, serta karakteristik perkembangan peserta didik dalam aspek pribadi-sosial, belajar serta karier. Di samping itu sebaiknya diperhatikan pula kebutuhan peserta didik dari masing-masing tingkatan kelas. Isi layanan tersebut antara lain; 

a. Bimbingan Pribadi 
1. memahami ciri-ciri dan kecakapan diri sendiri dan mengenal kekuatan dan kelemahannya. 
2. mendiskusikan cara-cara mengatur kegiatan sehari-hari. 
3. pembedaan antara hal-hal yang membantu dan berbahaya bagi kesehatan fisik. 
4. memberikan contoh bahwa pengalaman di masa lalu berpengaruh pada tindakan saat ini dan pada masa yang akan datang. 
5. mendiskusikan cara seseorang memandang dirinya (konsep diri). 
6. memperkirakan perasaan-perasaan dalam berbagai situasi. 
7. mengetahui kebaikan-kebaikan (kualitas positif) dari orang lain yang berbeda latar belakang kebudayaannya. 
8. belajar bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. 
9. menjelaskan bahwa memiliki banyak informasi dapat membuat altenatif pemecahan masalah. 
10. menerima dan menghargai keunikan ciri-ciri dan kemampuan diri. 
11. menggambarkan nilai-nilai pribadi, yang dipandang penting. 
12. mampu bersikap wajar dalam situasi tertekan. 
13. belajar menelaah batas-batas tanggung jawab diri. 
14. menelaah bahwa keterampilan menyelesaikan konflik dapat menunjang kerjasama dalam kelompok. 
15. menelaah akibat dan manfaat altematif sebelum membuat keputusan

 b. Bimbingan Sosial 
1. mendiskusikan tanggungjawab peserta didik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 
2. menelaah tekanan-tekanan yang dirasakan datang dari kelompok sebaya. 
3. mengetahui bahwa mendengarkan dan berbicara secara tepat membantu memecahkan masalah. 
4. memahami peran sebagai anggota keluarga. 
5. memahami cara mengatasi konflik dengan orang lain. 
6. memberikan informasi tentang cara pencegahan yang berkenaan dengan penyalahgunaan obat. 
7. menghargai kelebihan (hal-hal baik) pada orang-orang yang berbeda latar belakang kebudayaannya. 
8. mengenal kebiasaan sendiri yang mengganggu dalam membentuk hubungan yang efektif. 

c. Bimbingan Belajar 
1. mengembangkan rencana untuk mengatur waktu belajar. 
2. mengembangkan motivasi yang mendorong agar terciptanya konsentrasi sebaik mungkin. 
3. mempelajari cara-cara orang lain belajar secara efektif. 
4. menggambarkan cara-cara belajar menghadapi ulangan.
5. mengevaluasi kebiasaan belajar dan merencanakan perubahan bila diperlukan.
 6. mengenal dan mencari informasi di luar sekolah yang menunjang pencapaian tujuan belajar. 
7. mempelajari cara-cara belajar yang praktis. 
8. menelaah hasil ulangan dan merencanakan upaya perbaikan. 
9. mengatur keseimbangan antara waktu belajar dengan kegiatan ekstra-¬kurikuler. 
10. memahami teknik-teknik belajar dengan menggunakan sumber-sumber belajar di dalam maupun di luar sekolah 
11. mengembangkan keterampilan belajar untuk memperkirakan bahan yang mungkin ditanyakan dalam ulangan.

 d. Bimbingan Karier 

1. mengetahui dan menelaah pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan diri sendiri. 
2. memperkirakan adanya perbedaan macam-macam karier masa kini dan masa yang akan datang. 
3. menjelaskan bahwa pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan 
4. menelaah bermacam-macam cara melihat kemajuan diri. 
5. merencanakan pendidikan lanjutan setelah tamat SMP, sesuai bakat, minat dan kemampuannya. 
6. menjelaskan adanya kesamaan peran dalam pekerjaan. 
7. mengetahui kebutuhan-kebutuhan secara khusus untuk mencapai kepuasan dalam suatu pekerjaan 
8. menilai bahwa “meneladani” itu dapat mempengaruhi pemilihan karier 
9. menggambarkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki sekarang dapat digunakan pada masa yang akan datang 
10. menelaah pola-pola karier yang ada dalam diri dan memahami keterbatasannya. 
11. menelaah bahwa pilihan yang dibuat sekarang dapat mempengaruhi kehidupan di masa depan. 
12. menelaah dan mendiskusikan macam-macam karier yang ada pada masa kini. 
13. menelaah keterampilan, kemampuan, minat, dan bakat sendiri dalam rangka kelanjutan sekolah atau memasuki dunia kerja. 

Pentingnya BK di Sekolah Lanjutan

Pada jenjang sekolah lanjutan, kebanyakan siswa untuk pertama kali berhadapan dengan banyak guru dengan aneka ciri kepribadian, gaya mengajar dan lain-lain, sehingga para siswa memerlukan penyesuaian diri dengan banyak guru tersebut.Selain itu karena usia dalam sekolah lanjutan ini tergolong dalam usia remaja awal sampai remaja akhir yang memerlukan penyesuaian diri dan bimbingan dalam pengambilan keputusan,maka seorang psikolog sekolah perlu memahami benar-benar ciri-ciri perkembangan pada masa ini untuk memberi pelayanan konseling kepada para siswa maupun informasi kepada guru dan orangtua siswa tersebut. Sehingga hal inilah yang membuat bimbingan di sekolah lanjutan sangat dipandang penting keberadaannya.

Dua Bentuk Bimbingan Dalam Sekolah Lanjutan

1. Bimbingan yang berkaitan dengan penyesuaian pendidikan.
Meliputi: 
·         Menyesuaian karena perubahan dari metode pendidikan SD yang kebanyakan guru-guru kelas, ke guru-guru bidang studi. 
·         Penyesuaian dalam masalah pemilihan program studi di SMU.
2. Bimbingan yang berkaitan dengan pengembangan diri
Meliputi: Masalah yang berkaitan dengan perubahan emosi dan ketidakstabilan emosi.

Fungsi bimbingan dan konseling di sekolah lanjutan tingkat pertama antara lain:
  • Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri 
  • Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya 
  • Mengatasi kesulitan dalam memecahkan masalah yang di hadapi 
  • Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan,minat yang mereka miliki secara tepat.
Sedangkan tujuan bimbingan dan konseling di sekolah lanjutan tingkat atas antara lain:
  • Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri yang berkaitan dengan: Pengetahuan yang di capai bagi kelanjutan studi maupun sikap yang dimiliki bagi komunikasi dalam hubungan sosial. 
  • Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi ciri-ciri dan tuntunan sekolah kini dan prospek mendatang. 
  • Mengatasi kesulitan dalam menguasai pengetahuan tuntunan sekolah. 
  • Mengatasi kesulitan dalam menguasai keterampilan tertentu yang dituntut suatu jenis karier dan lapangan kerja. 
  • Mengatasi kesulitan dalam menguasai sikap-sikap hormat dan penghargaan yang di harapkan lingkungan sosial tertentu. 
Memahami Pelanggaran Siswa

Secara umum para ahli bimbingan dan konseling sekolah tidak diserahi tugas menghukum, karena akan menyulitkan para ahli bimbingan dan konseling sekolah tersebut dalam membangun hubungan baik dengan kliennya. Agar dengan hubungan baik tersebut mereka dapat mengungkapkan latar belakang perilaku pelanggaran tersebut
Untuk mengatasi berbagai pelanggaran siswa tersebut,para konselor harus peka terhadap apa yang menjadi sebab mereka melakukan pelanggaran tersebut.Misalnya saja, berbuat curang. Adapun salah satu sebab mereka melakukan pelanggaran tersebut, antara lain:tugas yang diberikan terlalu sulit untuk diketahui dan di pahami siswa, dan lain sebagainya.